Boyfriend Or Boy Friend? : Penjelasan Dan Contoh Kalimat

apa artinya best friend

apa artinya best friend - win

Pojok sharing IT: Virtualization/Containerization

Goal saya sebenarnya cuma mau buat test keyboard baru dengan cara buat artikel Ah, ini buat sharing saja, target yang ngebaca ini utamanya fresh graduate yang backgroundnya IT dan lagi ngga ngapa-ngapain, bisa dicoba saja praktekkan apa yang ada di thread ini di laptop masing-masing. Ngga menjamin tulisan ini bakalan fun dan ngga bisa janji saya bantu kalau ada kendala, tapi bebas silakan ditanyakan kalau ada minat ke topik ini.
Apa yang ditulis di sini cocoknya lebih ke manajemen infra suatu perusahaan (bukan bagian pasang2 kabel), tapi bagus untuk diketahui karena ada kemungkinan besar konsep ini bakalan nempel ke kerjaan software engineer lain terutama yang menyentuh backend. Kalau di data engineering perusahaan saya, mengetahui konsep yang ditulis di ini itu juga salah satu yang di-list di onboarding (semacam guideline pengenalan) karyawan baru. Saya perhatikan juga sepertinya banyak fresh graduate nongkrong di /indonesia dengan segala anxietynya. Asumsi saya, at least kalau udah di sini artinya udah punya pengetahuan cara make DoH atau VPN, punya kemampuan komprehensif untuk membaca guideline teknikal dan mengikutinya.
Isi artikel ini akan ditulis dalam Bahasa Indonesia, because creating English guideline about general thing in /indonesia doesn't sound right for me. Dan karena saya sempat lama bekerja di perusahaan logat Jaksel, mohon maaf kalau logat saya campur2 aneh.
Guide ini saat ditulis maunya beginner friendly jadi mungkin pemakaian katanya kurang akurat. Mostly serious, a bit joking here and there. Mohon maaf kalau tidak berkenan.
Di bagian paling bawah post ini saya taruh notes. Kalau ketemu {noteX} scroll ke paling bawah saja.

VM / virtualization, sama contoh kasus

Yang baru kenal biasanya menghubung2kan VM dengan dual-boot. Tapi hal ini cuma relevan kalau kita bicara bagaimana menjalankan dua OS berbeda dalam satu komputer yang sama. Dua konsep tsb benar2 beda btw. Yang sama cuma perasaan gengsi bisa jalanin dua OS berbeda di laptop yang sama + kalau VM, rasa "aduh imut" yang dirasakan ketika melihat OS lain berjalan di dalam satu window kecil non-fullscreen. Ngga salah. Gengsi melakukan ini itu oke dan harus buat pemula.
Definisi formal VM/virtualization udah banyak kalau dicari di Google. Semua definisi kurang lebih sama: ini adalah satu cara untuk pengisolasian aplikasi ("running in a dedicated machine"), cara untuk menjalankan aplikasi yang hanya bisa berjalan mulus di lingkungan tertentu, atau cara membagi pemakaian satu mesin yang mempunyai resource (CPU/mem/disk) yang besar. Virtualization nyentuhnya sampai level hardware, yaitu OS yang ada di VMnya dikecoh bahwa memang ada hardware beneran di VM tsb padahal cuma virtual hardware.
Mainan VM ini dulu saya pake buat jalanin file exe yang saya download dari internet untuk cek itu file iseng apa bukan. Sekarang, VM-VMan ini saya pakai untuk kerjaan, utamanya untuk testing kodingan di platform (OS) berbeda. Selama ini kasusnya cuma Linux vs Windows, belum ketemu Linux vs Linux.
Contoh satu kasus, saya punya library Python yang saya develop untuk dijalankan di Debian-based OS (Debian atau Ubuntu). Kodingannya ngga gitu wah banget, bayangin cuma untuk menyederhanakan pengerjaan data analysis mengambil data database production{note1} baik yang tipenya MySQL, PostgreSQL, MongoDB, kemudian diolah (filter, agregat, dsb) dan disimpan ke Google Sheet. Pengen saya share tentang ini, projectnya lumayan fun jika bicara secara personal.
Install library ini cukup sederhana kalau di Debian/Ubuntu, tinggal "git clone" (ngga dimasukin ke PyPI lah, internal), terus jalanin "pip install -e reposaya" dijamin udah langsung bisa dipake (S&K berlaku: installnya di Python 3.7). Gampang kan? Nah... suatu hari datanglah 3rd party vendor yang mau memakai Python library ini supaya bisa satu tools dengan tim perusahaan kita. Kendalanya, mereka ini pakai Windows. Tim perusahaan kita mau ada guideline install Python library ini di laptop vendor.
Mintalah tim tsb ke saya. Sambil saya mengeluh dalam hati "Alamak, Windows?"... requirement dari tim perusahaan, guideline ini harus ilustratif install apa aja dan menjalankan command apa aja sampe librarynya bisa dipakai.
Saya follow guideline hasil Google search dan saya pakai VirtualBox + Windows 10 ISO di Ubuntu 20. Karena Windows 10 bisa jalan tanpa masukin activation key, ya udah ngga pake activation. Sudah selesai setup OS, install Miniconda (basically Anaconda, tapi lightweight) di dalam VMnya dan wah, library Python internal ini bisa bekerja. Intinya udah jadi guidenya setelah eksplorasi 2 hari penuh.
Untuk pembaca thread ini yang berminat, kalau mau mulai belajar, ambil installer ISO file yang official untuk OS pilihannya. Anda bisa coba Windows atau Ubuntu.
Terus coba install VMWare/VirtualBox. Saya pertama kali mengenal VM-VMan ini pakai VMWare di Windows, tapi sekarang lebih prefer pakai VirtualBox.
Setelah semuanya ready, coba buat VM di VMWare/VirtualBox menggunakan ISO file yang tadi didownload. Kalau di VirtualBox, pengalaman hanya tinggal New, ketik nama VM + set tipenya Windows 10 64-bit, kemudian sisanya default settings saja, terus saat VMnya dinyalakan dia akan keluar prompt minta ISO file. Nah kalau sudah sampai installation, input saja informasi yang diperlukan sama installernya termasuk pembuatan akun. Semua proses ini (untuk install Windows 10 di VM) memerlukan kira-kira 30 menit sampai 1 jam.
Test tadi pakai VirtualBox, tapi bisa juga pakai VMWare Workstation Player yang sama2 gratis.

Hypervisors

Software VMWare, VirtualBox yang dibahas sebelumnya tergolong satu keluarga software yang dinamakan "hypervisor".
Di level enterprise, hypervisor ini lebih luas pemakaiannya dari yang tadi digunakan dari laptop Anda di contoh sebelumnya.
Bayangkan perusahaan punya satu server fisik{note2} yang kekuatannya 8x laptop yang Anda pakai sekarang -- 32 CPU cores, 256 GB RAM {note3}{note4}.
Satu mesin ini umumnya dipakai sharing antar tim satu perusahaan, nah terlalu banyak service di satu node akan repot. Saat situasi heavy load, misal perusahaan ada kegiatan bagi-bagi voucher di aplikasi + buka event gacha karakter populer ke user-usernya (istilahnya "userbase"), dan service-service{note5} di node itu diperkirakan akan kerja keras.
Kalau dari sisi resources, jadinya nanti semua service di satu node itu akan berlomba-lomba siapa yang bisa mengambil 100% resource CPU/memory node tsb lebih dulu.
Kalau dari sisi networking, IP address cuma satu, terpaksa kalau service baru buatan tim lain harus bagi-bagi TCP port yang belum dipakai di node tsb. Berhubung TCP ports ngga punya banyak nomor cantik (1024-65536), bakalan ada beban ingatan buat developer untuk mengingat port mana digunakan service apa.
Banyak Linux distro juga punya keterbatasan yang namanya maximum open file, di mana satu OS harus bisa keep track file-file mana saja yang digunakan process yang sedang berjalan + network socket yang sedang dibuka https://unix.stackexchange.com/questions/36841/why-is-number-of-open-files-limited-in-linux. Menurut pengalaman sering kejadian di satu node seperti ini yang dishare banyak tim, beberapa aplikasi crash karena open file limit contohnya di sini (catatan lagi: di Linux, network socket yang dipakai suatu process untuk komunikasi ke luar nodenya juga akan "open" satu atau lebih "file")
Seandainya satu node tsb dibagi-bagi ke beberapa VM, setiap tim diberikan (di-"assign") VM masing-masing dan service mereka berjalan on top of VM, nah meskipun satu node tsb shared dengan banyak tim tapi service-service yang jalan ngga akan bisa makan lebih banyak dari yang sudah dialokasikan -- karena OS dan aplikasinya dikecoh bahwa "kamu hanya punya resource CPU x cores dan y memory".
Selain VirtualBox (sepertinya cuma dipakai level testing lokal cmiiw), VMWware, ada lagi contoh hypervisor yaitu Proxmox. Proxmox ini, kita install sebagai OSnya di bare metal yang kita tuju -- bisa diinstall on top of existing Debian installation tapi kelihatannya advanced banget dan ribet. Kemudian setelah selesai akan ada UI nya di mana kita bisa membuat VM (kegiatan ini biasa disebut "provision") dengan mengalokasikan resource yang sudah ada (jumlah CPU, memory, dan disk space yang mau dipakai).
Proxmox bisa menggabungkan banyak node baremetal jadi satu cluster, dan jadi lebih terorganisir supaya manajemen VM tinggal dari satu node saja instead of harus login ke node-node yang diinstall Proxmox dan manage VM nya dari sana. Cluster ini juga bisa spawn VM lebih berimbang -- misal VM berikutnya akan dispawn di node yang resourcenya lebih lowong. VM di satu node juga bisa dipindah ke node yang lain dalam satu cluster, dalam situasi di mana node tsb harus dimaintenance (contoh, ditambahkan memory). CMIIW kalau ada yang pakai Proxmox di /indonesia.
Btw, OS tempat hypervisor diinstall biasa disebut "Host OS", sedangkan OS di dalam VM-VM yang dispawn oleh hypervisor dinamakan "Guest OS"

VM snapshots

Satu fitur yang umum dipunyai hypervisor itu adalah snapshot. Biasanya yang di-snapshot ini kondisi disknya pada suatu waktu, namun ada hypervisor yang snapshot state VMnya secara keseluruhan (semua data di disk + data di memory + settingan VM). Snapshot ini bisa dianggap suatu bentuk backup tapi perasaan saya snapshot itu lebih dari cuma backup. Kegunaan snapshot ini kalau saya tidak salah itu saat situasi "eh waduh salah/kedelete/ngga bisa uninstall sesuatu" bisa coba restore kondisi disk VM nya ke situasi sebelumnya menggunakan snapshot, jadi ngga perlu reset dan install OSnya dari awal. Membuat snapshot ini biasanya manual, harus usernya sendiri yang pilih.
Seingat saya beberapa hypervisor kalau melakukan snapshot punya syarat, yaitu disk yang disnapshot harus dalam keadaan ngga dipakai (idle).

Shared directories

Fitur lain yang umum di hypervisor itu untuk men-link direktori di Host OS dengan direktori di Guest OS supaya bisa tukar-tukaran file. Tujuannya fitur ini supaya mempersimpel kerjaan dibandingkan kita harus setup network directory manual di kedua OS atau setup FTP server supaya bisa bertukar file via network.
Kalau di VirtualBox, udah ada menunya Devices > Shared Folders di window yang muncul saat VM dinyalakan.

Containers / containerization

Virtualization dirasa ribet karena pemakaian resource untuk hypervisor ngga sedikit, jadinya jatah resource untuk VM-VM yang menjalankan guest OS berkurang diambil hypervisor supaya dia bisa jalan. Ngga bisa dihindari memang. Untuk boot up VM juga kelamaan sampai bisa dipakai.
Maka berikutnya dikembangkanlah konsep containerization.
Anggapan kasar, "container" ini sama tujuannya dengan VM yaitu untuk membuat environment yang terisolasi untuk aplikasi user yang berjalan di dalamnya supaya aplikasi lain yang berjalan di node yang sama ngga kena impact, dan untuk manage resources yang gede dipecah ke yang kecil-kecil. Tapi dibandingkan dengan VM yang membuat guest OSnya hampir dari nol, containerization ini lebih banyak memakai apa yang sudah ada di Host OS yang sedang berjalan. Kalau pembuatan VM itu anggapannya kerja keras mulai dari initialize hardware (dibikin virtual hardware), initialize kernel di dalam VMnya supaya bisa digunakan. Sedangkan kalau containerization itu ngga mau repot, udah ada hardware interface segala macam di Host OSnya dia main pakai saja instead of buat virtual hardware, udah ada kernel di OSnya ya udah dipakai lagi saja sama dia.
Saya ketemu grafik di sini yang menurut saya membandingkan container vs VM lebih mendetail dibandingkan resource lain di internet.
Nah tapi berhubung container itu beda dengan VM di mana ngga ada yang namanya install2an OS dst, ada keterbatasannya. Oleh karena container bergantung pada kernel, system library, dan lain-lain di hostnya (saya juga belum 100% paham), kalau ada perbedaan hal2 ini di platform lain, maka container ngga bisa jalan di platform lain tsb. Pernyataan ini lebih untuk menjawab pertanyaan: Bisa ngga di Ubuntu jalanin Windows container (bukan Windows VM)? Ngga bisa :( untuk kenapanya, bisa baca secara mendetail di sini: https://stackoverflow.com/questions/42158596/can-windows-containers-be-hosted-on-linux

Membuat container

Platform containerization yang populer pada saat tulisan ini dibuat itu Docker. Ada platform lain, tapi personally saya belum pernah pengalaman pakai selain Docker.
Dalam topik containerization, kita mengenal istilah "image". Secara personal saya lihat ini mirip konsep snapshot di VM (tapi ada perbedaan signifikan, dijelaskan di bagian berikutnya). Salah satu perbedaannya, image ini dapat dibuat dari set instruksi yang didefine pembuat imagenya. Bandingkan dengan snapshot VM yang harus ada guest OS yang jalan dulu baru bisa dibuat.
Container sebenarnya adalah image yang di-run. Kalau image saja, itu yang orang sebut sesuatu yang "abstrak". Belum bisa dipakai langsung.
Untuk Docker, kita punya Docker container dan Docker image. Singkatnya, Docker image itu "snapshot" yang dapat dipakai untuk membuat Docker container, dan Docker image ini juga dapat di-import untuk membuat Docker image yang lain. Ini cara yang paling umum dilakukan oleh pengguna Docker, saya yakin 99.99% orang ya kerjaannya import image yang uda jadi terus buat image baru dari situ.
Umumnya, Docker image didownload dari Docker Hub https://hub.docker.com/
Di sana banyak yang official (dibuat perusahaan besar atau komunitas yang well-known) dan banyak juga yang community. Saya pribadi cuma pakai yang official/well-known. Contohnya image yang udah ada Google Cloud SDK di dalamnya jadi ngga perlu install lagi, tinggal authorize. Contoh lain, Docker image dengan Python yang lightweight dan bisa langsung kita install pip package macam2 di dalamnya, tinggal masukin script Python kita dan jalan.
Docker container itu manifestasi nyata dari Docker image, yang bisa mulai dipakai. Di dalam Docker container bisa kita install atau masukin apa2, dan bisa pakai selayaknya itu VM biasa. Btw untuk pemula, selama bertahun-tahun memakai Docker saya ngga pernah ketemu/jalanin Docker container yang punya desktop yang bisa diklik2. Semua container diakses melalui terminal dan mau ngapa2in ya make terminal.

Membuat image

Docker image dibuat dari set instruksi yang disebut "Dockerfile". Dockerfile itu cuma file teks biasa yang umumnya punya nama literally "Dockerfile", dengan contoh isinya seperti ini...
``` FROM ubuntu:18.04
COPY . /app
RUN make /app
CMD python /app/app.py ```
Contoh Dockerfile yang lain bisa dilihat di official docs sini: https://docs.docker.com/get-started/part2/#sample-dockerfile, di sana dijabarkan setiap steps ngapain.
Di Docker image, setiap step di Dockerfile (kalau di contoh singkat di atas itu ada 4 step) akan membuat "layer" baru di image tsb. Setiap layer di satu image bergantung pada layer sebelumnya yang telah dibuat.
Contoh, di bawah ini adalah isi Dockerfile yang saya buat di mana saya mengcopy file app.csv dari host saya yang besarnya 1 GB, ke dalam image ubuntu:18.04. Kemudian di step berikutnya saya ZIP file tersebut. Ukuran zip filenya menjadi 500 MB. Kemudian file asli di imagenya saya delete.
``` FROM ubuntu:18.04
COPY app.csv /app/app.csv # besarnya 1 GB
RUN zip /app/app.zip /app/app.csv # besar ZIP filenya 500 MB
RUN rm /app/app.csv ```
Image ubuntu:18.04 yang saya pakai besarnya 99 MB. Setelah step keempat, besar image hasil step 4 dibandingkan dengan image awal (ubuntu:18.04) bertambah 1.5 GB menjadi 1.6 GB.
Kalau mengikuti step-step di atas, berlogika harusnya besar image hanya bertambah 500 MB dan bukan 1.5 GB. Penambahan 1.5 GB ini karena konsep layer di Docker. State pada setiap step akan disimpan. State pada step berikutnya hanya akan menyimpan perubahan yang terjadi (di-append, tidak bisa remove) pada state sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya seperti ini, pada akhir step paling awal contoh di atas state imagenya berukuran 99 MB.
akhir step 2 (COPY), imagenya berukuran 1.099 GB. Jadi layer step 2 ukurannya 1 GB.
akhir step 3 (RUN zip), imagenya berukuran 1.599 GB. Jadi layer step 3 ukurannya 500 MB.
Nah pada akhir step 4 (RUN rm), imagenya tetap berukuran 1.599 GB. Command "rm" ini meskipun menghapus file, tapi ngga punya efek apa2 ke image size. Layer yang pada step 4 sedang dibuat (yang menjalankan "RUN rm" ini) tidak bisa mempengaruhi layer sebelumnya (hasil step 3) -- karena layer step 4 bergantung pada state layer sebelumnya (step 3).
Kalau image ini dibuat containernya, file yang dihapus oleh command "rm" ini tidak akan ketemu. Itu saja efek step 4 tadi.
Detail alasannya bisa dibaca lebih lanjut di sini: https://stackoverflow.com/questions/29380738/why-the-virtual-size-still-the-same-after-delete-a-file-from-container-with-rm
Resource di internet kalau kita baca2 pasti mention kalau container itu lebih lightweight, lebih kecil ukurannya dibandingkan VM. Tapi menurut pengalaman, kalau Anda belum mahir membuat image container maka ukurannya bisa meledak sampai hitungan GB. Contohnya di atas, kita remove /app/app.csv tapi dalam satu step terpisah. Hasilnya tidak berpengaruh ke ukuran image dan ukurannya tetap besar.
Untuk kasus di atas ada workaroundnya supaya ukuran image besar bisa dihindari, yaitu memakai multi-stage builds:
https://docs.docker.com/develop/develop-images/dockerfile_best-practices/#use-multi-stage-builds https://docs.docker.com/develop/develop-images/multistage-build/#use-multi-stage-builds
Nah, itulah pembahasan konsep "layer" di Docker. Cukup menarik pada saat saya pertama kali mempelajarinya, dan kadang termasuk interview question juga.
  • {note1} Yang belum tau istilah seperti "staging" "preproduction" "production" bisa lihat https://en.wikipedia.org/wiki/Deployment_environment
  • {note2} Sebutannya "bare metal", karena kita benar punya fisik servernya instead of nyewa mesinnya seperti semua Cloud providers - GCP, AWS, dsb. Kalau nyewa cloud provider, kita kan ngga tau kalau munculin VM, mesin fisiknya yang jalanin VM tsb ada di lokasi mana.
  • {note3} Kadang server dipasangin GPU buat keperluan machine learning (ML).
  • {note4} Satu server seperti ini dengar2 berkisar belasan sampai puluhan juta, dan umurnya akan lebih pendek kalau sengaja dibanting atau disiram air kelistrikannya ngga dihandle dengan benar. Btw, menyewa data center di Indo itu salah satu biaya utamanya dihitung dari pemakaian listrik kalau saya tidak salah. Bisa tolong dikoreksi kalau saya salah.
  • {note5} Yang disebut "service" di sini contohnya aplikasi yang didevelop suatu tim di perusahaan tersebut dan sudah dijalankan di node tsb, atau aplikasi open source yang diinstall misalnya Gitlab, Grafana, dsb
submitted by __Blackrobe__ to indonesia [link] [comments]

r/Indonesia laptop guide 2020

Halo, karena pada banyak yang nanya rekomendasi laptop akhir akhir ini, dan karena gw pengen ngebantu tp lama lama males jawab semua orang, disini gw berusaha membuat se newbie friendly, jadi gw gk bakal masuk ke teknikal kayak “knp lu butuh 8 core”, but gw bakal list langsung apa yang lu butuhukan, specifically, dan kenapa.
Gw bakal bikin formatnya per kategori budget, disitu bakal ada rekomendasi spesifikasi yang paling make sense di kategori itu, serta 1 ato 2 rekomendasi laptop per budget, yang sebenernya itu kayak Cuma baseline “nih laptop harga segini at least harus menyamai atau lebih baik dari segi spek dari laptop ini” kalo mau beli laptop yng dipasang, silahkan, kalau mau masih bandingin sama yang lain, cari yang sama atau lebih bagus spesifikasinya.
Gw bukan reviewer, gw cuma menganalisis dari spesifikasi, jadi gw gk bakal tau batre tahan berapa lama, rasa keyboard gimana, berisiknya kayak gimana atau seberapa awet laptopnya, jujur gw pengen bikin ini guide se basic mungkin meminimalisir jargon teknikal, kayak yang gw tulis diatas.
Salah satu tradisi komodos disini buat orang cari laptop, terutama yang murah, adalah…. Beli thinkpad bekas, well sebenernya ide yang bagus tapi ini, gacha…. Lu bisa hoki, bisa sial dapet unit yng ternyata hampir tewas, so do at your own risk. I won’t list them here karena, ini guide laptop baru…. Tapi jujur gw kalo budget cekak mending beli laptop mahal yng bekas, jadinya murah tu.
Should you trust me? Sebagai seseorang yang juga lagi cari laptop dan mungkin terlalu banyak research, maybe Also kalo bahasanya berantakan campur campur, I’m not sorry…. At least masih bisa dibaca toh?

Part 1: Usage Scenario

Jujur aja sebenernya laptop itu bisa secara general bisa cuma dibagi 2, light usage sama heavy usage, berikut kriteria klasifikasi light dan heavy
Light
Heavy

Part 2: Budget & Classification

Sebenernya gw rada bingung mau gimana ini, yaudah jadi gw bakal bagi ini ke berberapa bagian, bukan per 1jt karena selain gw males, tapi laptop itu semakin mahal, perbedaan harga per 1 atau 2 juta pun gak bakal signifikan, malah bakal gk ada bedanya sama sekali, jadi disini gw bagi bagi aja bedasarkan klasifikasi sebagai berikut
Biar gampang, tiap budget gw tulis di comment aja, jadi misal lu punya budget brp, tinggal klik langsung nyampe deh, gk perlu ribet scroll
Kenapa dibawah 4juta gak ada? Karena gak recommended, udh percaya aja drpd nyesel baru dipake 6 bulan udh pengen dijual, dibawah 4jt mending beli bekas.
Kenapa gak ada laptop heavy dibawah 12juta? Ada Cuma… nanggung, mepet sama kelas light spesifikasinya, kalo dibawah 10jt emang gak ada…. Sementara di generasi ini…

Part 3: Baseline Format

Gw bakal jelasin sedikit apa yang lu bisa harapkan di dalam suatu budget, penggunaan yang tepat untuk budget tersebut. Terus abis itu gw bakal kasih penjelasan hal apa aja yang lu bakal excpect di harga tersebut, nah disini gw bakal focus ke 5 komponen yang bisa diukur secara objektif, karena lg gw bukan reviewer dan kebanyakan laptop yang ditulis disini, ngeliat langsung aja belom pernah.
  • Processor
  • RAM
  • Graphics
  • Storage
  • Layar

Part 4: The most important parts, an explanation (read to know what you want)

Dari 5 spesifikasi ‘objektif’ diatas, berikut berberapa info penting, agak sedikit teknis, tapi ya, it’s better to know, misalkan anda ingin melakukan riset sendiri yang lebih mendalam.
Processor:
AMD ato Intel, same same but different, AMD sekarang ini mulai dari yang paling murah ampe mahal processor lebih kenceng daripada Intel, mari kita mulai dari terminology dasar dulu yang terpenting, yaitu bedanya processor U dan H untuk kebutuhan
  • U (low power): jika hanya menggunakan laptop untuk browsing internet, melakukan pekerjaan kantoran (word, excel, powerpoint), menonton film, processor kelas ini sudah lebih dari cukup untuk anda, focus utama processor kelas ini adalah irit baterai serta hemat listrik, namun peforma tidak ketingalan jauh dibandingkan processor H yang lebih kencang
  • H (high power): jika anda ingin bermain game, atau melakukan design grafis, video editing, modelling 3D, anda memang akan butuh peforma ekstra yang ditawarkan oleh processor H karena ia bisa lebih konsisten dalam memberikan peforma tinggi dibandingkan processor U
Sedikit penjelasan perbedaan Intel dan AMD
  • Intel: mempunyai 3 seri, 2 seri U dengan penamaan seri 10xxxU dan 10xxGx, seri 10xxGx mempunyai processor sedikit lebih baik dan peforma grafis lebih baik, namun ia lebih mahal sedikit dibandingkan seri 10xxxU, yang merupakan seri standar. Serta 1 seri H dengan penamaan 10xxxH yang merupakan versi high power dari 10xxxU
  • AMD: mirip seperti intel, seri U mereka adalah 4xxxU, dan seri H mereka adalah 4xxxH, dasarnya memiliki peforma processor lebih baik dibandingkan intel dan peforma grafis yang rata rata lebih baik (sama dengan intel seri 10xxGx, mengalahkan seri intel lainnya)
Intel dan AMD mempunyai kasta processor, kalau intel gw jamin udah pada tau semua, dari i3,i5,i7 pasti pada tau dimana kastanya. Untuk AMD sama, kasta processor mereka depannya huruf R, jadi R3, R5, R7, namun kasta i/R 3 bukanlah yang terendah, adalagi yang lebih bawah daripada kasta paling bawah, dan Cuma bisa ditemukan di laptop budget 4-6 juta.
Kasta Processor
  • i3/R3: kasta yang (bukan) paling rendah, disini expect processor yang didesign untuk pekerjaan ringan rumahan, ya kalau misalnya nonton youtube, buka 10 tab chrome sekaligus, bikin dokumen word, ya intinya kalo beli laptop buat dirumah tapi gak berat berat, processor kelas ini udah cukup.
  • i5/R5: processor yang middle of the middle, cocok untuk semua orang, dan didesign untuk kerja yang serius, multitasking tepatnya, ya kayak tipikal kerja kantoran kayak misalnya buka chrome sambil ngerjain excel dan dengerin lagu di spotify, ya cocoknya pake processor ini karena buat kebanyakan pekerjaan yang dilakukan sehari hari, udah lebih dari cukup sebenenya.
  • i7/R7: processor kelas ini didesign buat kerja berat, cocok buat orang yang kerjanya membutuhkan heavy multitasking (buka banyak program) atau melakukan hal berat seperti 3D rendering, video editing, programing, arsitektur, atau ya main game berat.
  • i9/R9: 99% gak butuh processor kelas ini, the best of the best, for a price...
RAM: simple si, makin banyak makin bagus aka untuk berberapa program seperti buka internet bakal lebih kenceng atau tidak ngelag, hal hal lain selain ukuran GB gak terlalu penting (buat sebagian orang, kalo anda merasa MHz ato latency ram penting untuk lu, lu salah alamat)
Grahpics:
setiap processor (laptop) AMD dan Intel ada graphic card didalam processornya, biasanya disebut integrated graphic card, bagi mayoritas orang, apalagi yang cari laptop light, ini udah cukup, integrated graphics AMD (AMD Radeon Graphics) rata rata lebih kencang daripada Intel, tapi ingat intel punya dua model pada processor 10xxxU jauh lebih lambat, dan pada seri 10XXGX menyamai integrated graphics AMD. Namun graphic card integrated sekencang apapun gak akan cukup untuk sebagian orang, dan lagi bagi sebagian orang integrated graphics intel paling lambatpun bisa memutar video 4K di youtube/Netflix, jadi ya buat sebagian orang gak terlalu penting integrated graphics mereka apa
Tapi bagi sebagian orang, terutama gamers, anda butuh graphic card terpisah, yang biasa disebut dedicated graphics, kalau disini Intel pamit, AMD ditemani oleh Nvidia, jujur aja, kalau cari laptop dedicated graphics, lupakan AMD, Nvidia disini menang telak hanya dari pilihan yang ditawarkan. Nvidia menawarkan 3 kelas graphic card
  • MX (MX230,MX250,MX350): seri paling rendah, biasa ditemukan di berberapa laptop light, mempunyai daya yang hemat, ditargetkan untuk orang seperti gamers berbudget terbatas atau content creatomahasiswa yang membutuhkan kekuatan grafis di laptop tipis dan kecil
  • GTX (GTX1650, GTX1650Ti,GTX1660Ti): Seri kelas menengah, juga dapat ditemukan di berberapa laptop light premium, mayoritas ditemukan di laptop heavy, difokuskan untuk gamers mainstream dan cocok juga untuk mahasiswa terutama jurusan design grafis, arsitek, perfilman, animator, dll.
  • RTX(RTX2060,RTX2070….): Seri paling mahal, dan juga paling kencang, difokuskan untuk para gamers yang ingin bermain di framerate yang tinggi serta content creator serius yang tidak bisa menggunakan desktop (karena sibuk) tetapi butuh power yang tinggi (youtuber, freelancer), jika anda mahasiswa, sayangilah duit orangtua anda, beli GTX aja…
*untuk berberapa seri GTX dan RTX, ada variasi yang dimakan MaxQ, ini artinya graphic card untuk laptop tersebut telah ‘dioptimisasi’ untuk penggunaan di laptop, terutama ditemukan di laptop yang cukup tipis baik di kelas heavy, apalagi light.
Storage: Jaman sekarang dimana SSD udah ada di laptop murah sekalipun, jangan beli laptop pake Hard disk, dijamin bakal lemot, berapapun budgetnya hindari laptop yang pake HDD (Hardisk), kecuali laptop tersebut mempunyai 2 storage, dimana storage utamanya adalah SSD dan HDD untuk menyimpan data lain (game,film,apapun), fitur ini biasa ditemukan di laptop gaming
Layar: Standar jaman sekarang Full HD 1080P, Laptop yang paling murah biasanya gak nyampe Full HD, tapi biasanya cuma 768p alias 1366x768p. Layar sebenernya bisa diukur bagus ato gaknya dari brightness (nits) serta color accuracy (standarnya sRGB, berapa % bisa mencangkup spektrum sRGB) yang biasa hasil bagus keduanya cuma bisa ditemukan di laptop yng agak mahal. No lu gk butuh laptop 4K, boros batre dan lu pakenya juga kejauhan.
Agak ribet? Ya maaf itupun udh gw bikin sesimple mungkin, so balik lg sana keatas, pilih pny budget brp, trus klik.
Also kalo ada yang nanya “kenapa tiap budget cuma recommend 1 ato 2 biji”, seperti yng gw bilang sebelumnya, itu baseline, ada laptop yng lebih bagus dari itu di range segitu, yang lebih jelek juga ada, masalahnya gw cari yang udah keluar di Indonesia, sampe ini ditulis laptop dengan processor baru, yaitu intel 10th gen dan AMD 4xxx masih dikit, apalagi AMD baru kayak 3 ato 4 doang yang udh pake 4xxx yng resmi dijual. so I have to make do with what I have.
Apakah ada buat Handphone? No, youtuber indo duh banyak yng bikin kalo itu, justru gw bikin ini karena, gk ada yang bikin, kayaknya… moga gk dicopas lol

Mungkin akan diupdate sepanjang tahun (terutama nanti Q3, karena ada sesuatu yang menarik dari intel) atau mungkin gw lupa, yaudah bye

edit 1: slight additional explenation of processors
submitted by anrico17 to indonesia [link] [comments]

Pojok sharing IT: Virtualization/Containerization

Goal saya sebenarnya cuma mau buat test keyboard baru dengan cara buat artikel Ah, ini buat sharing saja, target yang ngebaca ini utamanya fresh graduate yang backgroundnya IT dan lagi ngga ngapa-ngapain, bisa dicoba saja praktekkan apa yang ada di thread ini di laptop masing-masing. Ngga menjamin tulisan ini bakalan fun dan ngga bisa janji saya bantu kalau ada kendala, tapi bebas silakan ditanyakan kalau ada minat ke topik ini.
Apa yang ditulis di sini cocoknya lebih ke manajemen infra suatu perusahaan (bukan bagian pasang2 kabel), tapi bagus untuk diketahui karena ada kemungkinan besar konsep ini bakalan nempel ke kerjaan software engineer lain terutama yang menyentuh backend. Kalau di data engineering perusahaan saya, mengetahui konsep yang ditulis di ini itu juga salah satu yang di-list di onboarding (semacam guideline pengenalan) karyawan baru. Saya perhatikan juga sepertinya banyak fresh graduate nongkrong di /indonesia dengan segala anxietynya. Asumsi saya, at least kalau udah di sini artinya udah punya pengetahuan cara make DoH atau VPN, punya kemampuan komprehensif untuk membaca guideline teknikal dan mengikutinya.
Isi artikel ini akan ditulis dalam Bahasa Indonesia, because creating English guideline about general thing in /indonesia doesn't sound right for me. Dan karena saya sempat lama bekerja di perusahaan logat Jaksel, mohon maaf kalau logat saya campur2 aneh.
Guide ini saat ditulis maunya beginner friendly jadi mungkin pemakaian katanya kurang akurat. Mostly serious, a bit joking here and there. Mohon maaf kalau tidak berkenan.
Di bagian paling bawah post ini saya taruh notes. Kalau ketemu {noteX} scroll ke paling bawah saja.

VM / virtualization, sama contoh kasus

Yang baru kenal biasanya menghubung2kan VM (topik VM) dengan dual-boot. Tapi hal ini cuma relevan kalau kita bicara bagaimana menjalankan dua OS berbeda dalam satu komputer yang sama. Dua konsep tsb benar2 beda btw. Yang sama cuma perasaan gengsi bisa jalanin dua OS berbeda di laptop yang sama + kalau VM, rasa "aduh imut" yang dirasakan ketika melihat OS lain berjalan di dalam satu window kecil non-fullscreen. Ngga salah. Gengsi melakukan ini itu oke dan harus buat pemula.
Definisi formal VM/virtualization udah banyak kalau dicari di Google. Semua definisi kurang lebih sama: ini adalah satu cara untuk pengisolasian aplikasi ("running in a dedicated machine"), cara untuk menjalankan aplikasi yang hanya bisa berjalan mulus di lingkungan tertentu, atau cara membagi pemakaian satu mesin yang mempunyai resource (CPU/mem/disk) yang besar. Virtualization nyentuhnya sampai level hardware, yaitu OS yang ada di VMnya dikecoh bahwa memang ada hardware beneran di VM tsb padahal cuma virtual hardware.
Mainan VM ini dulu saya pake buat jalanin file exe yang saya download dari internet untuk cek itu file iseng apa bukan. Sekarang, VM-VMan ini saya pakai untuk kerjaan, utamanya untuk testing kodingan di platform (OS) berbeda. Selama ini kasusnya cuma Linux vs Windows, belum ketemu Linux vs Linux.
Contoh satu kasus, saya punya library Python yang saya develop untuk dijalankan di Debian-based OS (Debian atau Ubuntu). Kodingannya ngga gitu wah banget, bayangin cuma untuk menyederhanakan pengerjaan data analysis mengambil data database production{note1} baik yang tipenya MySQL, PostgreSQL, MongoDB, kemudian diolah (filter, agregat, dsb) dan disimpan ke Google Sheet. Pengen saya share tentang ini, projectnya lumayan fun jika bicara secara personal.
Install library ini cukup sederhana kalau di Debian/Ubuntu, tinggal "git clone" (ngga dimasukin ke PyPI lah, internal), terus jalanin "pip install -e reposaya" dijamin udah langsung bisa dipake (S&K berlaku: installnya di Python 3.7). Gampang kan? Nah... suatu hari datanglah 3rd party vendor yang mau memakai Python library ini supaya bisa satu tools dengan tim perusahaan kita. Kendalanya, mereka ini pakai Windows. Tim perusahaan kita mau ada guideline install Python library ini di laptop vendor.
Mintalah tim tsb ke saya. Sambil saya mengeluh dalam hati "Alamak, Windows?"... requirement dari tim perusahaan, guideline ini harus ilustratif install apa aja dan menjalankan command apa aja sampe librarynya bisa dipakai.
Saya follow guideline hasil Google search dan saya pakai VirtualBox + Windows 10 ISO di Ubuntu 20. Karena Windows 10 bisa jalan tanpa masukin activation key, ya udah ngga pake activation. Sudah selesai setup OS, install Miniconda (basically Anaconda, tapi lightweight) di dalam VMnya dan wah, library Python internal ini bisa bekerja. Intinya udah jadi guidenya setelah eksplorasi 2 hari penuh.
Untuk pembaca thread ini yang berminat, kalau mau mulai belajar, ambil installer ISO file yang official untuk OS pilihannya. Anda bisa coba Windows atau Ubuntu.
Terus coba install VMWare/VirtualBox. Saya pertama kali mengenal VM-VMan ini pakai VMWare di Windows, tapi sekarang lebih prefer pakai VirtualBox.
Setelah semuanya ready, coba buat VM di VMWare/VirtualBox menggunakan ISO file yang tadi didownload. Kalau di VirtualBox, pengalaman hanya tinggal New, ketik nama VM + set tipenya Windows 10 64-bit, kemudian sisanya default settings saja, terus saat VMnya dinyalakan dia akan keluar prompt minta ISO file. Nah kalau sudah sampai installation, input saja informasi yang diperlukan sama installernya termasuk pembuatan akun. Semua proses ini (untuk install Windows 10 di VM) memerlukan kira-kira 30 menit sampai 1 jam.
Test tadi pakai VirtualBox, tapi bisa juga pakai VMWare Workstation Player yang sama2 gratis.

Hypervisors

Software VMWare, VirtualBox yang dibahas sebelumnya tergolong satu keluarga software yang dinamakan "hypervisor".
Di level enterprise, hypervisor ini lebih luas pemakaiannya dari yang tadi digunakan dari laptop Anda di contoh sebelumnya.
Bayangkan perusahaan punya satu server fisik{note2} yang kekuatannya 8x laptop yang Anda pakai sekarang -- 32 CPU cores, 256 GB RAM {note3}{note4}.
Satu mesin ini umumnya dipakai sharing antar tim satu perusahaan, nah terlalu banyak service di satu node akan repot. Saat situasi heavy load, misal perusahaan ada kegiatan bagi-bagi voucher di aplikasi + buka event gacha karakter populer ke user-usernya (istilahnya "userbase"), dan service-service{note5} di node itu diperkirakan akan kerja keras.
Kalau dari sisi resources, jadinya nanti semua service di satu node itu akan berlomba-lomba siapa yang bisa mengambil 100% resource CPU/memory node tsb lebih dulu.
Kalau dari sisi networking, IP address cuma satu, terpaksa kalau service baru buatan tim lain harus bagi-bagi TCP port yang belum dipakai di node tsb. Berhubung TCP ports ngga punya banyak nomor cantik (1024-65536), bakalan ada beban ingatan buat developer untuk mengingat port mana digunakan service apa.
Banyak Linux distro juga punya keterbatasan yang namanya maximum open file, di mana satu OS harus bisa keep track file-file mana saja yang digunakan process yang sedang berjalan + network socket yang sedang dibuka https://unix.stackexchange.com/questions/36841/why-is-number-of-open-files-limited-in-linux. Menurut pengalaman sering kejadian di satu node seperti ini yang dishare banyak tim, beberapa aplikasi crash karena open file limit contohnya di sini (catatan lagi: di Linux, network socket yang dipakai suatu process untuk komunikasi ke luar nodenya juga akan "open" satu atau lebih "file")
Seandainya satu node tsb dibagi-bagi ke beberapa VM, setiap tim diberikan (di-"assign") VM masing-masing dan service mereka berjalan on top of VM, nah meskipun satu node tsb shared dengan banyak tim tapi service-service yang jalan ngga akan bisa makan lebih banyak dari yang sudah dialokasikan -- karena OS dan aplikasinya dikecoh bahwa "kamu hanya punya resource CPU x cores dan y memory".
Selain VirtualBox (sepertinya cuma dipakai level testing lokal cmiiw), VMWware, ada lagi contoh hypervisor yaitu Proxmox. Proxmox ini, kita install sebagai OSnya di bare metal yang kita tuju -- bisa diinstall on top of existing Debian installation tapi kelihatannya advanced banget dan ribet. Kemudian setelah selesai akan ada UI nya di mana kita bisa membuat VM (kegiatan ini bisa disebut "provision") dengan mengalokasikan resource yang sudah ada (jumlah CPU, memory, dan disk space yang mau dipakai).
Proxmox bisa menggabungkan banyak node baremetal jadi satu cluster, dan jadi lebih terorganisir supaya manajemen VM tinggal dari satu node saja instead of harus login ke node-node yang diinstall Proxmox dan manage VM nya dari sana. Cluster ini juga bisa spawn VM lebih berimbang -- misal VM berikutnya akan dispawn di node yang resourcenya lebih lowong. VM di satu node juga bisa dipindah ke node yang lain dalam satu cluster, dalam situasi di mana node tsb harus dimaintenance (contoh, ditambahkan memory). CMIIW kalau ada yang pakai Proxmox di /indonesia.
Btw, OS tempat hypervisor diinstall biasa disebut "Host OS", sedangkan OS di dalam VM-VM yang dispawn oleh hypervisor dinamakan "Guest OS"

VM snapshots

Satu fitur yang umum dipunyai hypervisor itu adalah snapshot. Biasanya yang di-snapshot ini kondisi disknya pada suatu waktu, namun ada hypervisor yang snapshot state VMnya secara keseluruhan (semua data di disk + data di memory + settingan VM). Snapshot ini bisa dianggap suatu bentuk backup tapi perasaan saya snapshot itu lebih dari cuma backup. Kegunaan snapshot ini kalau saya tidak salah itu saat situasi "eh waduh salah/kedelete/ngga bisa uninstall sesuatu" bisa coba restore kondisi disk VM nya ke situasi sebelumnya menggunakan snapshot, jadi ngga perlu reset dan install OSnya dari awal. Membuat snapshot ini biasanya manual, harus usernya sendiri yang pilih.
Seingat saya beberapa hypervisor kalau melakukan snapshot punya syarat, yaitu disk yang disnapshot harus dalam keadaan ngga dipakai (idle).

Shared directories

Fitur lain yang umum di hypervisor itu untuk men-link direktori di Host OS dengan direktori di Guest OS supaya bisa tukar-tukaran file. Tujuannya fitur ini supaya mempersimpel kerjaan dibandingkan kita harus setup network directory manual di kedua OS atau setup FTP server supaya bisa bertukar file via network.
Kalau di VirtualBox, udah ada menunya Devices > Shared Folders di window yang muncul saat VM dinyalakan.

Containers / containerization

Virtualization dirasa ribet karena pemakaian resource untuk hypervisor ngga sedikit, jadinya jatah resource untuk VM-VM yang menjalankan guest OS berkurang diambil hypervisor supaya dia bisa jalan. Ngga bisa dihindari memang. Untuk boot up VM juga kelamaan sampai bisa dipakai.
Maka berikutnya dikembangkan lah konsep containerization.
Anggapan kasar, "container" ini sama dengan VM yaitu untuk membuat environment yang terisolasi untuk aplikasi user yang berjalan di dalamnya supaya aplikasi lain yang berjalan di node yang sama ngga kena impact, dan untuk manage resources yang gede dipecah ke yang kecil-kecil. Tapi dibandingkan dengan VM yang membuat guest OSnya hampir dari nol, containerization ini lebih banyak memakai apa yang sudah ada di Host OS yang sedang berjalan. Kalau pembuatan VM itu anggapannya kerja keras mulai dari initialize hardware (dibikin virtual hardware), initialize kernel di dalam VMnya supaya bisa digunakan. Sedangkan kalau containerization itu ngga mau repot, udah ada hardware interface segala macam di Host OSnya dia main pakai saja instead of buat virutal hardware, udah ada kernel di OSnya ya udah dipakai lagi saja sama dia.
Saya ketemu grafik di sini yang menurut saya membandingkan container vs VM lebih mendetail dibandingkan resource lain di internet.
Nah tapi berhubung container itu beda dengan VM di mana ngga ada yang namanya install2an OS dst, ada keterbatasannya. Oleh karena container bergantung pada kernel, system library, dan lain-lain di hostnya (saya juga belum 100% paham), kalau ada perbedaan hal2 ini di platform lain, maka container ngga bisa jalan di platform lain tsb. Pernyataan ini lebih untuk menjawab pertanyaan: Bisa ngga di Ubuntu jalanin Windows container (bukan Windows VM)? Ngga bisa :( untuk kenapanya, bisa baca secara mendetail di sini: https://stackoverflow.com/questions/42158596/can-windows-containers-be-hosted-on-linux

Membuat container

Platform containerization yang populer pada saat tulisan ini dibuat itu Docker. Ada platform lain, tapi personally saya belum pernah pengalaman pakai selain Docker.
Dalam topik containerization, kita mengenal istilah "image". Secara personal saya lihat ini mirip konsep snapshot di VM (tapi ada perbedaan signifikan, dijelaskan di bagian berikutnya). Salah satu perbedaannya, image ini dapat dibuat dari set instruksi yang didefine pembuat imagenya. Bandingkan dengan snapshot VM yang harus ada guest OS yang jalan dulu baru bisa dibuat.
Container sebenarnya adalah image yang di-run. Kalau image saja, itu yang orang sebut sesuatu yang "abstrak". Belum bisa dipakai langsung.
Untuk Docker, kita punya Docker container dan Docker image. Singkatnya, Docker image itu "snapshot" yang dapat dipakai untuk membuat Docker container, dan Docker image ini juga dapat di-import untuk membuat Docker image yang lain. Ini cara yang paling umum dilakukan oleh pengguna Docker, saya yakin 99.99% orang ya kerjaannya import image yang uda jadi terus buat image baru dari situ.
Umumnya, Docker image didownload dari Docker Hub https://hub.docker.com/
Di sana banyak yang official (dibuat perusahaan besar atau komunitas yang well-known) dan banyak juga yang community. Saya pribadi cuma pakai yang official/well-known. Contohnya image yang udah ada Google Cloud SDK di dalamnya jadi ngga perlu install lagi, tinggal authorize. Contoh lain, Docker image dengan Python yang lightweight dan bisa langsung kita install pip package macam2 di dalamnya, tinggal masukin script Python kita dan jalan.
Docker container itu manifestasi nyata dari Docker image, yang bisa mulai dipakai. Di dalam Docker container bisa kita install atau masukin apa2, dan bisa pakai selayaknya itu VM biasa. Btw untuk pemula, selama bertahun-tahun memakai Docker saya ngga pernah ketemu/jalanin Docker container yang punya desktop yang bisa diklik2. Semua container diakses melalui terminal dan mau ngapa2in ya make terminal.

Membuat image

Docker image dibuat dari set instruksi yang disebut "Dockerfile". Dockerfile itu cuma file teks biasa yang umumnya punya nama literally "Dockerfile", dengan contoh isinya seperti ini...
FROM ubuntu:18.04 COPY . /app RUN make /app CMD python /app/app.py
Contoh Dockerfile yang lain bisa dilihat di official docs sini: https://docs.docker.com/get-started/part2/#sample-dockerfile, di sana dijabarkan setiap steps ngapain.
Di Docker image, setiap step di Dockerfile (kalau di contoh singkat di atas itu ada 4 step) akan membuat "layer" baru di image tsb. Setiap layer di satu image bergantung pada layer sebelumnya yang telah dibuat.
Contoh, di bawah ini adalah isi Dockerfile yang saya buat di mana saya mengcopy file app.csv dari host saya yang besarnya 1 GB, ke dalam image ubuntu:18.04. Kemudian di step berikutnya saya ZIP file tersebut. Ukuran zip filenya menjadi 500 MB. Kemudian file asli di imagenya saya delete.
FROM ubuntu:18.04 COPY app.csv /app/app.csv # besarnya 1 GB RUN zip /app/app.zip /app/app.csv # besar ZIP filenya 500 MB RUN rm /app/app.csv
Image ubuntu:18.04 yang saya pakai besarnya 99 MB. Setelah step keempat, besar image hasil step 4 dibandingkan dengan image awal (ubuntu:18.04) bertambah 1.5 GB menjadi 1.6 GB.
Kalau mengikuti step-step di atas, berlogika harusnya besar image hanya bertambah 500 MB dan bukan 1.5 GB. Penambahan 1.5 GB ini karena konsep layer di Docker. State pada setiap step akan disimpan. State pada step berikutnya hanya akan menyimpan perubahan yang terjadi (di-append, tidak bisa remove) pada state sebelumnya.
Untuk lebih jelasnya seperti ini, pada akhir step paling awal contoh di atas state imagenya berukuran 99 MB.
akhir step 2 (COPY), imagenya berukuran 1.099 GB. Jadi layer step 2 ukurannya 1 GB.
akhir step 3 (RUN zip), imagenya berukuran 1.599 GB. Jadi layer step 3 ukurannya 500 MB.
Nah pada akhir step 4 (RUN rm), imagenya tetap berukuran 1.599 GB. Command "rm" ini meskipun menghapus file, tapi ngga punya efek apa2 ke image size. Layer yang pada step 4 sedang dibuat (yang menjalankan "RUN rm" ini) tidak bisa mempengaruhi layer sebelumnya (hasil step 3) -- karena layer step 4 bergantung pada state layer sebelumnya (step 3).
Kalau image ini dibuat containernya, file yang dihapus oleh command "rm" ini tidak akan ketemu. Itu saja efek step 4 tadi.
Detail alasannya bisa dibaca lebih lanjut di sini: https://stackoverflow.com/questions/29380738/why-the-virtual-size-still-the-same-after-delete-a-file-from-container-with-rm
Resource di internet kalau kita baca2 pasti mention kalau container itu lebih lightweight, lebih kecil ukurannya dibandingkan VM. Tapi menurut pengalaman, kalau Anda belum mahir membuat image container maka ukurannya bisa meledak sampai hitungan GB. Contohnya di atas, kita remove /app/app.csv tapi dalam satu step terpisah. Hasilnya tidak berpengaruh ke ukuran image dan ukurannya tetap besar.
Untuk kasus di atas ada workaroundnya supaya ukuran image besar bisa dihindari, yaitu memakai multi-stage builds:
https://docs.docker.com/develop/develop-images/dockerfile_best-practices/#use-multi-stage-builds https://docs.docker.com/develop/develop-images/multistage-build/#use-multi-stage-builds
Nah, itulah pembahasan konsep "layer" di Docker. Cukup menarik pada saat saya pertama kali mempelajarinya, dan kadang termasuk interview question juga.
  • {note1} Yang belum tau istilah seperti "staging" "preproduction" "production" bisa lihat https://en.wikipedia.org/wiki/Deployment_environment
  • {note2} Sebutannya "bare metal", karena kita benar punya fisik servernya instead of nyewa mesinnya seperti semua Cloud providers - GCP, AWS, dsb. Kalau nyewa cloud provider, kita kan ngga tau kalau munculin VM, mesin fisiknya yang jalanin VM tsb ada di lokasi mana.
  • {note3} Kadang server dipasangin GPU buat keperluan machine learning (ML).
  • {note4} Satu server seperti ini dengar2 berkisar belasan sampai puluhan juta, dan umurnya akan lebih pendek kalau sengaja dibanting atau disiram air kelistrikannya ngga dihandle dengan benar. Btw, menyewa data center di Indo itu salah satu biaya utamanya dihitung dari pemakaian listrik kalau saya tidak salah. Bisa tolong dikoreksi kalau saya salah.
  • {note5} Yang disebut "service" di sini contohnya aplikasi yang didevelop suatu tim di perusahaan tersebut dan sudah dijalankan di node tsb, atau aplikasi open source yang diinstall misalnya Gitlab, Grafana, dsb
submitted by __Blackrobe__ to u/__Blackrobe__ [link] [comments]

Clarification about the post I made yesterday

https://puu.sh/D9w9Q/d6b0935546.png

Okay there buddy, yeah we know not not all christian are fucking evil, and most are them are friendly in this country.

However, Im not gonna talk about that, Im talking about my post yesterday questioning about islamaphobia in indonesia.
You see what that "[Sensitive topic]" and "NSFW" tag in the title in my previous post mean? I hope you did read that little thing

  1. Why did I made this clarification?
Because people where humiliating me because My question was Indeem too stupid and seems like I was intolerance to the Minorities. (I hope that what are they trying to say)
And then theres people who message me, Although Im not sure since My inbox is full because of the meme post I made yesterday

1b. why did I make such a question about this topic?

I say again, I did not trying to discrimate any of religion nor a minorities, I literary make this so im not confused and get mad over any other religion

I write it from the stuff ive seen from my socmed, and I ask here just so people can give me their REAL view.

  1. can we look deeper into the meaning for the question
https://puu.sh/D9wBI/a7d2b1f466.png
( the reason for the picture up there is because im so tired and the only thing I can respond was a quick message for thanking them for participationg the question, and I also kinda tired to anwser all of them oh great an excuse because im so "tired')

> Kalian resah nggak lihatin ibu2 pake jilbab tapi etika masih sama aja?

Jadi anggap aja gw ambil question ini dari yg katanya ibu2 naik mrt yg sempat viral (https://www.instagram.com/p/BvY0ymZFRcM/?utm_source=ig_embed) dan Ibu yg katanya usir anaknya dari mobil (https://www.merdeka.com/peristiwa/berselisih-urusan-les-ibu-usir-bocah-sd-dari-mobil-minta-maaf-dan-akui-khilaf.html)

(btw buat yg artikel terakhir, banyak yg bilang kalo " Hijab panjang tapi kelakuan kayak nggak mendidik" or something around those line)

> Kalian merasa nyaman nggak tinggal 50 radius dengan orang muslim?

jadi gw ambil question ini dari seorang luar negeri, angga aja ini orang tinggal di luar negeri yg agama maoritas bukan islam (or any other first world country)
kenapa gw ambil pertanyaan ini? gw udah bilang kalo ini ada question tentang islamaphobia, jadi maaf buat nonmuslim yg dengar ini kayak "gak sopan" atau "gw gak gitu juga".

> Jika kalian bertemu seorang muslimah (muslim cewek) memakai burqa, apakah kalian akan berteriak2 ke mereka "woy balik lagi ke Arab sana, disana masih luas tanahnya"

Jadi buat kalian yg nggak biasa lihatin IG dengan postingan berbau "sangat sangat sobat gurun", pasti kalian akan melihat komentar seperti ini.

Mungkin kalian belom tau, tapi kadang-kadang gw sering lihat komentar seperti itu yg secara terang meleceh muslim agar biar balik ke asal lokasi agamanya ( Makanya disebut sobat gurun, gw disuru balik kesana)
> Jika kalian memang begitu senonohnya panggil kami seperti yang diatas, apakah kalian mau balik ke tempat asal kalian juga?

Jadi Ini kayak sambungan ke question tadinya.

tahun ini adalah tahun politik, biasa orang dimusil begini banyak yg "kurang ajar"

salah satunya adalah ini
https://www.instagram.com/p/BvtOCMtnY-k/?utm_source=ig_web_copy_link

jadi mohon yg bilang gw keras kepala gatau tentang ketakutan orang nonmuslim, maka lihat jugalah sis dari kami

> Jika pandangan kalian tentang Islam adalah terroris dan ISIS, kenapa kalian tidak sejenak dan melakukan research tentang agama Islam yang sebenarnya?

Udah banyak contoh orang kayak gini, biasanya sering numpuk di atheist Islamophobia atau orang2 yg sering ngetroll di postingan youtube comment di video bertopik islam

ditanya "OhhH KoK ANdA SecArA sENonOhNya PangGil kAmi TerRroRist?" ugh banyak orang kayak kalian didunia ini yg menanyakan pertanyaan seperti itu, udah gua bilang perkali2 ini adalah postingan tentang islamaphobia jadi wajar kita diantara orang2 dari kelompok itu sering bikin pertanyaan seperti itu.

"kenapa kalian tidak sejenak dan melakukan research tentang agama Islam yang sebenarnya? "
karena yg namanya orang yg sering bilang hadis bahwa kita itu gini dan gitu, biasanya tidak memakai konteks se ala2 kita yg bersalah
sama gitu aja susah dipikir, bilangnya gw benci silam, benci gini gitu awacitata. Pusing.

  1. aftermath

Jadi apa yg kalian dapat dari semua ini? full caps activate MAKANYA KALO BACA JUDUL JANGAN LANGSUNG PIKIR GW ITU BERPIHAK KESEBELAH ATAU GW ITU KONTEKSNYA BERNEGATIF

UDAH DIKASIH TAG NSFW DAN [SENSITIVE TOPIC] MASIH AJA BAWEL BILANGNYA NONKRISTEN ATAU SALAH SANGKA

Sekian dari saya, u/faiswusuf

gw akan jawab pertanyaan kalian semua sampe jam 03:00 WIB (jadi jangan lupa bawa popcorn sama minuman) (gw pake label opinion karena gw kurang tau tagnya yg cocok)
Kelamaan nunggu, gw jawabnya nanti pagi aja

Selamat malam

EDIT: fix some small stuff
EDIT: Okeh, gw ngerti sekarang, gw itu komunikasinya masih buruk dan jelek, dan saya itu membikin pertanyaan itu secara "close minded" dan berprovokatif. Saya bersalah
Saya mau bilang bahwa saya berminta maaf kepada minoritas dan non-muslim di subreddit ini, saya jujur bahwa saya telah bikin banyak kesalahan saat bikin postingan tersebut.
Sekian dari saya u/faiswusuf

EDIT 2: What? Am I being so defensive because I Clearly want to end this shit? yeah okay I am being fucking defensive while trying to learn from the other side, What? gw kayak pura2 tau? Bitch do you think just because every replied I write A replied im also being an ignorance? I dont, I really care about people view in this topic.

What again? ohh I was being stupid, next.
What? I didnt get the meaning they are trying to say? I try my best TO FUCKING UNDERSTAND EVERYTHING, DO YOU THINK IM ABLE TO UNDERSTAND EVERYTHING IN ONE SIT? PLEASE EXCUSE MY SOFTLY REPLIED AND TRYING TO BE NICE AND DEFENSIVE, DO YOU THINK IM A ROBOT?

"hes being victimize again because of his poor communication" WHAT THE FUCK SHOULD REPLIED TO THIS SENTENCE, "HEY IM A DISABLE PERSON AND I CANT TYPE PROPERLY", IS THIS WHAT YOU WANTED? THE FUCK DO YOU WANT?

Anyways, gw udahan dulu ngegasnya, capek emang sih gw untuk merespon semuanya dengan nada lembut habis itu sampai dikira pengin main aman (yg sendiri gw ngaku, karena kenapa? karena gw pengin cepet move on) (tapi bukan artinya gw udah capek2 ngereplied tapi yg diomongin malah omong kosong)

disini nggak ada yg salah, mereka nggak salah kalo gw itu orangnya main aman mulu dari kemarin. Modsnya pula gada yg salah, baik2 aja.

yaudah, bye2 everyone
submitted by Faiswusuf to indonesia [link] [comments]

Monthly Count Your Blessings thread: April 2018

First of all, thank you for sharing your joy and gratitude on the previous Count Your Blessings thread last month. Now let's do it again.
Today is the last day of April, it's time to take a look at the best moments of the month. What makes you laugh? Who makes you smile? What makes you proud of yourself? What was the most wholesome moment of the month?
Forget all your problems for a while. Be grateful. Be brave. Be your better self. So tomorrow you will start your new day with gratitude and positivity.
If you want to spread the love, check out these charity programs and social movements, and let the others feel your happiness.
Uang Rp2.000 bisa makan apa? Buat kebanyakan dari kita, mungkin uang segini nggak ada artinya, tapi tidak bagi teman-teman kita yang hidup di bawah garis kemiskinan. Setiap harinya, Warung Ikhlas memproduksi 250 nasi bungkus dan dijual seharga hanya Rp2.000 di 6 lokasi penimbunan sampah. Nasi bungkus murah-meriah ini menjadi santapan siang bagi para pemulung dan warga kurang mampu lainnya. Bantu Warung Ikhlas untuk menyediakan menu makan siang bagi para pemulung dengan lebih baik lagi melalui KitaBisa.
A smile can brighten up the world. Bantu adik-adik yang mengalami bibir sumbing untuk bisa tersenyum. Salurkan donasi kamu di program Smile Train Indonesia, yayasan amal yang bergerak membantu penderita bibir sumbing di 85 negara. For more information, visit their Instagram.
Are you looking for a new best friend? These dogs and cats from Animal Defender Indonesia's Rehome division is waiting for you.
Sudahkah kamu donor darah bulan ini? Cek akun Twitter Blood 4 Life secara berkala untuk mengetahui siapa yang sedang membutuhkan donor darah
Kalau ada info gerakan sosial lain, mohon di-share ya. Thank you!
EDIT: Tambahan dari Jemtha (thank you!)
Komunitas Sahabat Bicara menggelar program seminar untuk support system bagi para survivors kekerasan dalam pacaran (KDP). Mari datang dan ramaikan acara ini pada 12 Mei 2018, pukul 10.00-13.00, di Nutrifood Inspiring Center. Info lengkap simak di sini dan follow Instagram Komunitas Sahabat Bicara.
submitted by mbok_jamu to indonesia [link] [comments]

apa artinya best friend video

Arti Nani Apa?! // Gacha Funny // Gacha Life Indonesia Alesya Bianca - YouTube Apa artinya nani(what does nani mean?) Ft irl friend ... harnawa - YouTube Melly Goeslaw & Eric - Ada Apa Dengan Cinta (AADC ... Bahasa Sunda Halus dan Bahasa Sunda Kasar  Belajar Bahasa ... Ari Lasso feat Melly Goeslaw, BCL, Ariel Tatum & Sandy ... Ibu, apa kabarmu hari ini?

FRIEND, GOOD FRIEND, OR BEST FRIEND? Temen. Apa sih yang ada di benak kalian ketika dengen kata ini? Gimana kalo diubah jadi temen baik? Artinya masih sama apa udah beda? Apa artinya bakal beda lagi kalo kita ganti jadi sahabat? Yup. Ketiga kata tadi punya arti masing-masing. FRIEND vs MATE vs BUDDY vs DUDE Berikut ini penjelasan lengkap mengenai friend, mate, buddy dan juga dude dalam bahasa inggris 🙂 1.FRIEND. Friend merupakan sebuah noun atau kata benda dalam bahasa inggris, noun memiliki arti teman, namun friend lebih general atau umum, friend digunakan baik untuk laki-laki ataupun untuk perempuan. Cotoh : Layanan gratis Google secara instan menerjemahkan kata, frasa, dan halaman web antara bahasa Inggris dan lebih dari 100 bahasa lainnya. Apa arti teman dekat, best friends, atau sahabat? Sementara ini banyak orang, termasuk diriku, think that best friends are: Mereka yang paling sering ketemu dengan kita, ada di sekitar kita, di tengah aktivitas keseharian kita, ikut senang saat kita senang, bergembira dengan kssuksesan hari kita, keceriaan kita…. Dari apa adanya diriku And what I'm not Dan apa yang bukan diriku The weirdest form of me Keanehan dari diriku The coolest things I did Hal-hal terkeren yang kulakukan I want you to be Kuingin kau jadi [Chorus] Be my friend Menjadi temanku Forever Selamanya My best friend Teman terbaikku Be my friend Menjadi temanku [Verse 2] Now that we're ... Contextual translation of "apa arti kata your friend" into English. Human translations with examples: you cute, i am your friend, apa arti what is. BOY FRIEND. Boy friend berasal dari dua kata yaitu boy dan friend. Boy memiliki arti anak laki-laki sedangkan friend memiliki arti teman, jika di spasi seperti ini, boy friend memiliki arti teman laki-laki, namun jika tidak di spasi maka memiliki arti pacar laki-laki. Contoh Kalimat : Aryan is my boy friend in Junior high school (Aryan adalah teman laki-laki ku di SMP) Romanization [Chenle] Eoseo daedaphae jigeum mwo hae Hal geo eopseumyeon dangjang nawa [Haechan] Daechung mirugo naldo joheunde Neodo aljanha geogiro wa [Jaemin] Tto noran aikon wie Ppalgan aikon millyeo ssahyeo Ama neujjam jan geot gata Hangsang ttokgata ttokgati geuraessdeusi Jeonhwa geolmyeo miri yaksokhalge 1i sarajigi 1cho jeon dochakhalge [All] Cuz I’m into it I’m into… Lagu Best Friend menjadi salah satu lagu yang membawa nama Rex Orange County semakin dikenal oleh para pencinta musik di dunia. ... makna lirik lagu Best Friend artinya menceritakan tentang rasa cinta yang tak terbalaskan. ... Yang tau apa yang sebenarnya kau rasakan. You're still my favorite girl.

apa artinya best friend top

[index] [1858] [6484] [9977] [8598] [1295] [2704] [1074] [448] [1584] [699]

Arti Nani Apa?! // Gacha Funny // Gacha Life Indonesia

Hhhh-EarrapeTina belongs to my IRL friendIkani belongs to me(aka ikani-)Original audio:https://youtu.be/8Y7dIAf8EP4(I guess so?) Contoh percakapan dengan menggunakan Bahasa Sunda Halus, Sedang/Loma dan kasar Simak videonya ya.. Ayo yang mau belajar Bahasa Sunda silakan bantu subscribe ... Best of YouTube Music ... Friend-my favourite korean actor's song - Duration: 6 minutes, 16 seconds. ... apa artinya cinta - Duration: 4 minutes, 17 seconds. 675 views; Welcome to the official Music Travel Love YouTube channel! We travel the world making music, friends, videos and memories! It's fun :) On our channel, you’ll find a variety of content containing ... HOST : Indri Anggela Waani & Edmund Situmorang PIANIST : Sufirman TALKSHOW : Bpk. Norman Tetelepta - Integrity CALL ME : Alimanto Purba RENUNGAN : Pdt. Johan... Biar gak ketinggalan update lagu-lagu yang lagi hits, yuk liat New Release Playlist kita disini https://bit.ly/2UyRw6w Jangan lupa subscribe Aqmvideo Channel... mother artinya apa mother asianwiki ... mother friends 2017 indoxxi mother flag mother film review f mother's day motherwell f.c ... mother knows best lyrics mother kid mother korean drama sinopsis Artinya Nani apa ? Meme gacha life indonesia - Duration: 0:41. ... 🦋I Ship My Best Friend With My Crush🦋 // GLMM // Gacha Life // read desc - Duration: 12:16. PLAYLIST : 1. Aku dan Dirimu (feat. Bunga Citra Lestari) - 00:00 2. Karena Aku Telah Denganmu (feat. Ariel Tatum) - 04:22 3. Jika (feat. Melly G.) - 07:59 4.... Rupanya, bayi kembar itu berbeda ayah! Jadi artinya, si istri ... kami pun sedang marah. Kami menyampaikan berita apa adanya. ... Things Only Best Friends Do / 12 Best Friends Life Hacks ...

apa artinya best friend

Copyright © 2024 hot.playrealtopmoneygames.xyz